Di daerah Yapen Timur, tepatnya di daerah Wawuti Revui, terdapat sebuah gunung bernama Kamboi Rama. Masyarakat berkumpul dan berpesta di gunung itu. Di gunung itu juga tinggal seorang Raja tanah atau dewa bernama Iriwonawai. Dewa itu memiliki sebuah tifa atau gendang yang diberi nama sokirei atau soworoi. Jika gendang itu berbunyi, orang-orang akan berdatangan dan berkumpul karena pada kesempatan itulah mereka dapat melihat gendang itu. Akan tetapi, yang dapat melihat gendang hanya orang-orang tua berkekuatan gaib. Dewa Iriwonawani mempunyai sebuah dusun yang banyak ditumbuhi tanaman sagu, yaitu dusun Aroempi. Sagu merupakan makanan pokok penduduk daerah Wawuti Revui. Akan tetapi, sagu itu lama-kelamaan berkurang. Dewa marah. Kemudian, tanaman sagu itu dipindah. Penduduk dusun Kamboi Rama ketakutan, mereka pindah ke daerah pantai. Di sana mereka mendirikan daerah baru yang diberi nama Randuayaivi. Setelah itu, di Kamboi Rama hanya tinggali Iriwonawai dan sepasang suami istri bernama Irimiami dan Isoray. Pada suatu pagi, Isoray duduk di atas batu untuk berjemur diri. Beberapa saat kemudian, batu yang didudukinya itu mengeluarkan gumpalan awan panas sehingga dia tidak tahan duduk di batu itu. Kemudian, Irimiami menduduki batu itu. Ternyata apa yang dirasakan Irimiami sama dengan yang dirasakan Isoray. Setelah itu, Irimiami mengambil daging rusa dan diletakkan di atas batu itu. Tidak lama kemudian, daging rusa itu diangkat dan dimakan. Ternyata daging rusa itu terasa lebih enak. Sejak itu, Irimiami dan Isoray selalu meletakkan makanan di atas batu itu. Pada suatu hari, Irimiami dan Isoray menggosok buluh bambu di batu itu. Tidak lama kemudian buluh bambu putus dan gosokan buluh bambu mengeluarkan percikan api. Irimiami dan Isoray heran. Kemudian, mereka mulai mengadakan percobaan di atas batu itu. Keesokan harinya, mereka mengumpulkan rumput dan daun kering. Rumput dan daun kering itu diletakkan di atas batu itu. Tidak lama kemudian, rumput dan daun itu mengeluarkan gumpalan awan seperti pernah mereka lihat. Irimiami dan Isoray pun menamakan batu itu batu keramat. Mereka mulai memuja batu itu. Pada siang hari, ketika matahari memancarkan sinarnya, Irimiami dan Isoray mencoba meletakkan rumput, daun dan ranting bambu di atas batu keramat. Mereka menunggu apa yang akan terjadi. Ternyata keluarlah awan merah yang sangat panas. Mereka ketakutan dan memohon kepada Dewa Iriwonawai agar memadamkan awan merah itu. Permohonan mereka terkabul dan awan merah padam. Hari berikutnya mereka mengumpulkan rumput, daun dan kayu lebih banyak. Benda-benda itu mereka letakkan di atas batu keramat. Asap tebal mengepul di puncak Gunung Kamboi Rama selama enam hari. Gendang pun berbunyi. Masyarakat berkumpul ingin menyaksikan gendang soworoi. Irimiami dan Isoray sangat ketakutan. Tidak henti-hentinya mereka memohon agar kepulan asap tebal itu menghilang. Dewa Iriwonawai mengabulkan permintaan Irimiami dan Isoray. Setelah awan menipis, penduduk kampung Randuayaivi ingin melihat lebih dekat. Ternyata perbuatan itu tidak dilakukan Dewa Iriwonawai, tetapi di lakukan Irimiami dan Isoray. Irimiami dan Isoray menyambut baik kedatangan penduduk kampung Randuayaivi. Mereka pun menceritakan peristiwa itu dan asal mula ditemukan batu keramat. Penduduk tercengang mendengar cerita mereka. Apalagi setelah mereka mencicipi makanan yang dipanaskan diatas batu keramat. Oleh karena itu, Irimiami dan Isoray ingin supaya diadakan pesta adapt. Keesokan harinya, pesta adat dimulai. Penduduk kampung Randuayaivi berkumpul membawa perbekalan seperti sagu, keladi, daging dan makanan lainnya. Mereka berkumpul mengelilingi batu keramat sambil meletakkan rumput diatas batu itu. Tidak lama kemudian, keadaan sekitar Gunung Kamboi Rama menjadi sangat cerah dengan sinar api yang keluar dari batu keramat. Pesta adat berlangsung selama tiga hari tiga malam. Dalam pesta itu, Irimiami dan Isoray memperlihatkan peristiwa-peristiwa yang pernah mereka alami. Kemudian Irimiami dan Isoray memerintahkan masyarakat yang hadir di pesta itu untuk mengelilingi batu keramat sambil menari dan memuja batu itu. Inilah legenda masyarakat Irian Jaya yang sampai sekarang mengeramatkan batu api penemuan Irimiami dan Isoray. Mereka juga percaya bahwa Irimiami dan Isoray adalah orang pertama yang menemukan api. Setahun sekali dilakukan upacara pemujaan terhadap batu keramat itu. Penulis : Yan. Maniani Sumber : http://putra-tatiratu.blogspot.com/2008/06/cerita-rakyat.html |
Saturday, December 20, 2008
Legenda Batu Keramat
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment